Veritas Technologies, perusahaan yang bergerak di bidang manajemen dan perlindungan data memperkenalkan Veritas Enterprise Data Services Platform (EDSP) dalam Customer Executive Summit di Bali, Selasa (12/11/2019).
Ravi Rajendran selaku Vice President and Managing Director Asia South Region Veritas Technologies mengatakan, layanan terpadu ini guna menjawab kebutuhan perusahaan pengguna untuk mendukung keberlangsungan bisnis mereka.
"Sekarang, tantangannya perlindungan data bukan hanya di data center perusahaan saja, tapi bagaimana mengelola data di cloud, yang kita bicarakan multiclouds. Ini menciptakan perbedaan kompleksitas tersendiri," kata Ravi dalam paparannya di Mulia Resort Bali, Selasa.
Ravi juga merujuk pada International Data Corporation (IDC) yang menyebutkan jumlah data diprediksi kan tumbuh hingga mencapai 175 zettabytes pada tahun 2025.
"Yang ingin saya bagikan ke anda semua adalah bagaimana membaca, bagaimana mengoptimalisasikan, menyederhanakan lingkungan yang serba kompleks ini," sambungnya.
Tantangan lainnya, kata Ravi, situasi semakin rumit ketika perusahaan menghadapi risiko kejahatan siber, seperti ransomware.
Ransomware merupakan jenis malware yang mengenkripsi file dan folder, sehingga korban tak bisa mengakses data penting miliknya.
Sesuai namanya, ransomwarebaisanya digunakan sebagai alat untuk memeras para korban dan meminta tebusan uang -biasanya dalam bentuk crytocurency- dengan imbalan berupa "kunci" deskripsi untuk mengembalikan data yang "tersandera".
"Ini masalah yang nyata dan memengaruhi perusahaan. Di sini kita ingin membantu anda melakukan pencegahan dan bagaimana melakukan pemulihannya. Ini menjadi area yang sangat menjadi perhatian banyak pelanggan kita sekarang ini," kata dia.
Menurut Ravi, ada tiga hal yang menjadi pokok layanan data Veritas bagi para perusahaan yang menggunakan layanan ini.
"Pada dasarnya customer menginginkan tiga hal. Pertama, mereka ingin ketersediaan data dimana saja, setiap waktu, tidak hanya di data center, misalnya, tapi juga di cloud," kata dia.